Strategi Pemerintah Hadapi Inflasi dan Resesi

BeritaKeuangan.id - Apa itu Resesi dan Inflasi. Bagaimana Strateginya?

Strategi Pemerintah Hadapi Inflasi dan potensi resesi. Ini menjadi tantangan besar bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Di tengah dinamika ekonomi global yang tidak menentu—dari kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat, ketegangan geopolitik, hingga fluktuasi harga energi—pemerintah Indonesia dituntut untuk mengambil langkah strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Artikel ini mengulas berbagai strategi pemerintah dalam menghadapi inflasi dan mencegah terjadinya resesi di dalam negeri.

BeritaKeuangan.id - Apa itu Resesi dan Inflasi. Bagaimana Strateginya?
BeritaKeuangan.id – Apa itu Resesi dan Inflasi. Bagaimana Strateginya?

Apa Itu Inflasi dan Resesi?

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam jangka waktu tertentu. Meski inflasi rendah dianggap sehat untuk ekonomi, inflasi tinggi yang tidak terkendali bisa menurunkan daya beli masyarakat.

Sementara itu, resesi adalah kondisi ketika pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami kontraksi dalam dua kuartal berturut-turut. Resesi sering dikaitkan dengan meningkatnya pengangguran, turunnya pendapatan, dan lesunya aktivitas bisnis.
Penyebab Tekanan Inflasi dan Resesi Global

Beberapa faktor eksternal yang memicu risiko inflasi dan resesi antara lain:

Kenaikan harga energi global (minyak, gas, dan batubara)

Konflik geopolitik (seperti perang Rusia-Ukraina)

Gangguan rantai pasok global

Pengetatan kebijakan moneter negara maju

Strategi Pemerintah Hadapi Inflasi dan Resesi

Situasi ini berdampak pada meningkatnya biaya impor, tekanan nilai tukar rupiah, dan ketidakpastian pasar finansial, yang kemudian memengaruhi ekonomi nasional.
Langkah Strategis Pemerintah Indonesia

Untuk menghadapi tantangan ini, pemerintah Indonesia mengadopsi pendekatan yang holistik. Berikut beberapa strategi kunci:
1. Stabilisasi Harga Bahan Pokok

Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional dan Kementerian Perdagangan melakukan operasi pasar dan menjaga ketersediaan stok bahan pangan pokok seperti beras, minyak goreng, dan telur. Subsidi pupuk juga diperluas untuk menjaga produksi pertanian.

2. Kebijakan Subsidi dan Bantuan Sosial

Melalui APBN, pemerintah mengalokasikan dana untuk subsidi energi (BBM dan listrik) agar tidak membebani masyarakat. Selain itu, bansos seperti PKH dan BLT disalurkan untuk menjaga daya beli, khususnya di kelompok rentan.

3. Pengendalian Inflasi Daerah

Pemerintah pusat mendorong sinergi antara Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Melalui pemantauan harga di pasar, koordinasi antarwilayah, dan optimalisasi anggaran belanja daerah, inflasi dapat ditekan secara lokal.

4. Mendorong Investasi dan Lapangan Kerja

Pemerintah terus memperbaiki iklim investasi melalui reformasi regulasi seperti UU Cipta Kerja dan digitalisasi pelayanan publik. Pembangunan infrastruktur dan insentif untuk industri padat karya juga dioptimalkan untuk menciptakan lapangan kerja dan merangsang pertumbuhan ekonomi.

5. Stabilitas Sektor Keuangan

Melalui koordinasi dengan Bank Indonesia dan OJK, pemerintah memastikan likuiditas perbankan tetap terjaga. Langkah seperti intervensi pasar valas dan pengendalian suku bunga juga dilakukan untuk menstabilkan nilai tukar dan mencegah kepanikan pasar.

Peran Bank Indonesia dalam Menjaga Inflasi

Bank Indonesia (BI) memiliki peran sentral dalam menjaga stabilitas harga. Beberapa langkah yang diambil BI meliputi:

Menaikkan suku bunga acuan (BI-Rate) secara terukur

Operasi pasar terbuka untuk menyerap likuiditas

Intervensi nilai tukar jika terjadi pelemahan rupiah yang ekstrem

Strategi Pemerintah Hadapi Resesi dan Inflasi

Sinergi antara kebijakan fiskal (APBN) dan moneter (Bank Indonesia) menjadi kunci untuk mengatasi tekanan inflasi dan risiko resesi.
Outlook Ekonomi Indonesia 2025

Dengan kombinasi kebijakan tersebut, ekonomi Indonesia diperkirakan tetap tumbuh di kisaran 5% pada 2025, meskipun di tengah ketidakpastian global. Inflasi juga diupayakan berada dalam rentang target 2,5–4,0% sesuai proyeksi pemerintah dan Bank Indonesia.

Namun, tantangan seperti harga pangan dunia, perubahan iklim, dan geopolitik tetap harus diwaspadai karena bisa memicu tekanan lanjutan terhadap perekonomian nasional.
Kesimpulan

Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga stabilitas ekonomi melalui berbagai strategi yang terintegrasi. Mulai dari perlindungan daya beli masyarakat, mendorong investasi, menjaga harga bahan pokok, hingga kerja sama erat dengan Bank Indonesia. Dengan kebijakan yang responsif dan adaptif, Indonesia diharapkan mampu menghadapi tekanan inflasi dan menghindari resesi di tengah gejolak global.